Anak harus diselamatkan dari pengaruh negatif globalisasi melaui orang tua |
Para remaja harus di selamatkan dari pengaruh
negatif globalisasi. Zaman globalisasi merupakan zaman kebebasan bagi para
remaja. Remaja bebas memilih kebudayaan-kebudayaan asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan negara, contohnya saja pergaulan bebas atau free sex yang
sangat bertentangan dengan kebudayaan kita. Pada saat ini pergaulan bebas sudah
mewabah, berpacaran sudah dianggap biasa oleh para remaja penikmat cinta
monyet. Cinta kanak-kanak yang tidak mempunyai kepastian. Para remaja tidak
malu lagi untuk bergandengan tangan di depan umum, memamerkan kemesraan mereka
yang sifatnya palsu belaka. Zaman ini bagaikan zaman metroseksual oleh para
remaja di masa transisi. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang
diharapkan mampu menyongsong negara menjadi negara yang lebih baik, namun apa
yang terjadi jika para remaja kita telah terjerumus pergaulan bebas? Apa
jadinya negara ini bila remaja harapan bangsa rusak digerus zaman.
Beberapa waktu lalu, kita dikejutkan oleh sebuah hasil survey yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkesprov) Aceh pada tahun 2012. Kota Lhokseumawe menduduki peringkat pertama
terbanyak pelaku seks pranikah di kalangan pelajar, yaitu 70%, menyusul Banda
Aceh sebanyak 50% (Serambi, 15/2/2013). Tidak hanya itu, dari data Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang Survei Kesehatan
Reproduksi Remaja Indonesia pada 2002-2003, dilaporkan bahwa remaja yang mengaku
memiliki teman yang pernah berhubungan seksual sebelum menikah pada usia 14-19
tahun, saat itu masih pada angka 34,7% untuk remaja putri dan 30,9% untuk
remaja putra. Sedangkan temuan terakhir sudah menunjukkan peningkatan sampai
menyentuh 93.7% (Seputar Indonesia, 24/2/2012). Para remaja sudah terlalu dalam
menelusuri dunia seks, hal ini membuktikan kelalaian orang tua dalam memberikan
perhatian dan pengawasan pada anaknya.
Pergaulan
bebas sulit untuk dihindari oleh para remaja, dikarenakan pada masa tersebut rasa ingin tau dan rasa ingin mencoba sangat
tinggi. Oleh karena itu peran orang tua sangat diperlukan oleh para remaja agar
dapat terhindar dari pergaulan bebas. Remaja memerlukan motivasi, perhatian,
serta pengawasan dari orang tua. Remaja memerlukan sebuah motivasi dari orang
tua agar dapat tumbuh dengan penuh semangat sehingga dapat mencapai cita-cita
dan tujuan hidup. Motivasi orang tua tidak harus secara langsung menyatakan
bahwa mereka harus menghindari pergaulan bebas, karena apabila hal itu terjadi
seorang anak akan penasaran dengan hal
yang dilarang tersebut, sehingga memacu rasa ingin mencoba sang anak.
Perlu kita
ingat bahwa usia remaja adalah masa rasa ingin mencoba yang sangat tinggi. Maka
dari itu orang tua dapat menyampaikan motivasi kiasan yang mengarah pada
larangan tersebut agar sang anak tidak merasa kebebasannya dikekang ataupun hak
bebasnya dibatasi. Contohnya saja memotivasi anak untuk belajar baik belajar
umum maupun belajar agama. Dengan belajar, secara tak langsung sang anak akan
mengetahui dampak negatif dari pergaulan bebas dari segi manapun, anak akan tau
bahwa pergaulan bebas dapat menghancurkan hidupnya, negaranya, membuat malu
orang tua, membuat prestasi menurun, merugikan orang lain, dan lain sebagainya.
Apalagi belajar agama, akan lebih memperkuat iman anak sehingga anak akan lebih
menjaga pergaulan dan lebih cenderung mendekatkan
diri pada Sang Pencipta.
Selanjutnya,
perhatian orang tua. Seorang anak memerlukan perhatian dari orang tua, karena
tanpa perhatian anak akan merasa kesepian sehingga mencarinya di luar lingkungan
keluarga. Akibatnya anak dengan mudah akan terjerumus dalam pergaulan bebas. Namun
orang tua juga tidak boleh mengekang kebebasan anak, karena apabila itu terjadi
maka sang anak akan sulit bersosialisasi dan selalu bergantung pada orang tua.
Orang tua juga perlu memberikan pengawasan kepada anaknya, perlu mengawasi tata
cara bergaul anak, dengan siapa bergaul, berapa luas pergaulannya dan sebagainya.
Pengawasan orang tua jangan sampai membuat anak merasa dibatasi namun
pengawasan yang diberikan seukupnya saja, biarkan anak mengarungi dunianya yang
penuh dengan kupu-kupu kedewasaan namun tetap dalam pengawasan orang tua.
Perlu diingat
apabila anak kekurangan perhatian dan pengawasan kemungkinan anak nantinya akan
bersifat temperamental. Anak akan bebas melakukan segala sesuatu baik itu
keburukan maupun kebaikan, semua itu tergantung dari orang tua. Itulah ketiga
hal yang sekiranya dapat dilakukan oleh orang tua agar anaknya dapat terhindar
dari pergaulan bebas. Ketiga hal tersebut perlu diterapkan, agar angka
pergaulan bebas semakin menurun dari waktu ke waktu. Dengan adanya kombinasi
motivasi, perhatian dan pengawasan orang tua, maka akan mempermudah
terhindarnya anak dari pergaulan bebas.